Tuesday, January 24, 2012

Tuhan pasti tau apa doaku

Berdiri sendiri di sudut keramaian. aku tak pernah merasa sesepi ini. begitu senyap dan gelap. di mana cahaya itu? cahaya yang dulu selalu menerangiku, memberi kecerahan di setiap hari-hariku, menghangatkan di sela kesibukanku. bahkan, secercah pun tak ada. kemana ia? Tuhan, aku rindu cahaya itu.

kamu. ya, kamu. kamulah cahayaku. yang dulu selalu membuat hariku indah. yang dulu selalu menyinari duniaku. yang dulu selalu menemaniku menghabiskan waktu. ya, dulu. semua itu dulu. entah kemana kamu pergi. hilang tak berbekas bak hilang ditelan ke bagian terbawah bumi. tak meninggalkan jejak sedikitpun. tak memberiku petunjuk kemana aku harus mencarimu kelak.

aku yang di sini semakin hampa dimakan kegelapan. berusaha menggali sisa-sisa kenangan kita. barangkali ada sedikit harapan dari semua kenangan itu. tapi harapan untuk apa? mungkin untuk bisa menghadirkanmu lagi di sampingku. mungkin. aku juga tak tau pasti aku harus berharap apa lagi. karna memang seperti tak ada yang bisa diharapkan lagi. kamu yang pergi tanpa suara dan aku yang lugu masih terlelap di buaian mimpi-mimpiku. sungguh bertolak belakang.

Tuhan, maukah kau dengar dan kabulkan sepetik doaku ini? Engkau pasti tau apa doaku, Tuhan. bagaimana tidak, aku selalu memintanya padaMu di setiap doaku. aku tau Engkau selalu mendengarkan doa-doa hambaMu, termasuk aku. tapi untuk mengabulkannya? semua hanya Engkau yang tau. sampai kapan aku harus terus bersabar, Tuhan? duduk meringkuk di tengah pekat kegelapan ini. menanti datangnya kembali cahayaku. aku tau Engkau punya rencana yang indah untukku. dan jika memang semua kesendirian ini merupakan bagian dari rencana indahMu, Tuhan, beri aku sedikit kekuatan lagi untuk menanggungnya sendiri. ya tentu, selagi cahaya itu belum datang, aku hanya sendiri, ditemani Engkau yang masih belum memberi jawaban dari semua pertanyaanku.

sepi, hampa, pedih, kenapa kalian tidak enyah saja dari hidupku? kenapa kalian senang berada di sekitarku? kalian bahagia melihatku tersiksa? aku harap tidak. boleh aku meminta kalian pergi? aku mohon dengan sangat. baik, dalam hitungan ketiga, aku minta kalian sudah enyah dari hadapanku.

1...
2...
3...

masih belum mau pergi juga? Tuhan, terima kasih. hidup ini indah.

No comments:

Post a Comment