Monday, August 13, 2012

Passion-ku, mungkin memang yang seperti ini...

Terkadang, apa yang kita mau, belum tentu dengan mudahnya bisa kita jadiin milik kita. Right?

Contohnya, jangan jauh-jauh, gue sendiri.
Dulu gue sangat mengidam-idamkan bisa jadi bagian dari fakultas ilmu komunikasi Universitas Padjajaran. I want it so bad. Gue usaha segala macem buat ngedapetinnya. Dan akhirnya, gue dapet. Gue diterima di sana. Tapi ga semudah itu gue bisa bener-bener masuk ke sana.

Bingung? Sesuai dengan post-post gue kurang lebih setahun yang lalu, keliatan segimana struggle-nya gue buat bisa jadi anak fikom Unpad. Well, if you want to know more, just search by yourself ya post gue tentang 'Unpad dan gue' ;)
Intinya, gue ga jadi masuk sana. Padahal ibarat kata, tujuan udah di depan mata. Tapi tiba-tiba kaki kita lumpuh, yang bikin kita ga bisa sampai ke sana. So pathetic. Dan akhirnya, here i am, gue sekarang menjadi salah satu mahasiswi di STIE Trisakti.

Jauh banget ya? Jawa Barat dan DKI Jakarta. Fakultas ilmu komunikasi dan fakultas ekonomi.

Sedih, mungkin. Tapi semuanya jadi ga berat setelah gue berusaha mensyukuri rejeki gue emang bukan di Unpad. Bahkan baru beberapa bulan masuk di TSM, alhamdulillah gue bisa ngerasa nyaman di sana karna lingkungan kampus dan temen-temen yang cozy. Bikin comfort-lah ibaratnya.

Mungkin ibaratnya, sedihnya gue kayak gini nih...

Mirip sama gue. I was supposed to be part of Universitas Padjajaran, til i realized that it's impossible at all.
Funny but sad, huh? Yeah, this is life. Tanpa kita sadari, terlalu banyak hal menyedihkan sekaligus menggelikan dalam hidup. Tergantung bagaimana kita nyikapinnya, it's your choice.

Oke lanjut. Hidup gue berjalan terus dan makin ke sini, gue sering ikut kegiatan-kegiatan dan kepanitiaan acara di kampus. Mari kita lihat...
  • Pertama masuk, gue ikutan UKM Futsal. Walaupun baru jadi anggota, tapi berhubung gue bisa dibilang lumayan aktif, beberapa bulan setelah gabung, gue sering dimintai tolong untuk nyebarin sms ini itu, atau dalam kata lain, jadi humas dadakan.
  • Di akhir semester 1, kurang lebih pas bulan Maret, gue daftar buat jadi Asisten Humas kampus gue. Alhamdulillah, diterima. Dan sampai sekarang gue masih menjadi tenaga kerja di sana.
  • Setelah itu, gue ikutan kepanitiaan acara tahunan kampus. Padahal pas daftar jadi volunteernya, diwawancara dulu buat ditentuin masuk ke divisi/bagian apa. Dan hasilnya, gue masuk divisi Humas & Publikasi.
  • Lalu, di pertengahan semester 2 ini, gue ikutan lagi rekrutmen kepengurusan Unit Kegiatan Kerohanian Islam di kampus. Di formulir pendaftarannya disuruh pilih mau masuk departemen mana, dan gue pilih departemen humas. Ada beberapa temen gue yang daftar departemen humas, tapi akhirnya ditempatin di departemen lain. Dan gue? Tetep masuk di departemen humas.

Praktek yang gue jalanin dalam dunia ilmu per-komunikasi-an emang kecil-kecilan. Tapi gue berusaha liat sisi positifnya di sini. Walaupun dulu gue gagal bisa mendalami ilmu komunikasi di kampus kota sebelah, gagal mempelajari lebih banyak tentang public relation atau dalam bahasa dikenal sebagai hubungan masyarakat atau disingkat menjadi humas, tapi dengan izin Allah, gue bisa belajar dari pengalaman kerja dan berorganisasi. Mungkin beberapa orang berpendapat bahwa ilmu jauh lebih penting dari pengalaman. Buat gue? Enggak. Keduanya sama penting. Knowledges let you learn theoretically, while experiences let you learn practically. Keduanya semestinya seimbang.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, padahal kenyataannya ga ada yang nanya sama sekali, kenapa sih kok gue kayaknya passionnya tinggi banget di hal-hal kayak gini. Yang pernah nanya langsung ke gue sih bentuk pertanyaannya kayak gini: "kok lu seneng banget ikutan yang kayak begitu-begitu sih, Din?" atau "emang lu suka ilmu komunikasi banget banget atau gimana?" atau ada lagi pernyataan kayak gini, pernah dilontarkan secara langsung ke gue: "ah Dini mah ga jauh-jauh ya, ikut ini itu jadinya humas melulu."
baiklah, setelah dulu gue yang lulusan SMK Telkom sering disebut 'muka kabel' atau 'muka komputer' atau 'tukang antena', sekarang gue disebut 'muka humas' -_-

Jawabannya, gue suka hal-hal kayak begitu karna bisa komunikasi dengan macem-macem jenis orang. Gue bisa kenal banyak orang, bisa perbanyak jaringan. Ada kesenangan tersendiri yang gue rasain saat bisa berinteraksi dengan orang-orang yang beda-beda, mulai dari beda gender, beda angkatan, bahkan beda jabatan. Dan juga sebenernya nih ya, sebenernya, gue seneng sama hal-hal berbau humas itu buat ningkatin rasa percaya diri dari gue sendiri. Hmpft, bahkan buat mengakui alasan yang satu ini gue terlalu tidak percaya diri buat mengungkapkannya... Pokoknya untuk sekarang ini, gue selalu senang kalo dikasih kesempatan dan kepercayaan buat jadi humas atau apapun lah bahasanya.

Dan berhubung sudah mau jamnya berbuka puasa, gue akhiri aja post kali ini. Intinya, selalu ada hikmah yang bisa diambil dari setiap kegagalan yang kita alami. God knows the best. Percaya deh :)

Terakhir, gue yakin, ikan yang seharusnya jadi pianis tadi itu, punya jalan lain yang bisa memuaskan passionnya, secara tidak langsung.

No comments:

Post a Comment